Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -6

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -6

Dalam sesi diskusi dan tanya-jawab ada jamaah yang bertanya: Kalau nabi Adam as dicipta dari tanah, Siti Hawa as dicipta dari apa? Dikatakan dalan madzhab Ahlul Bait terdapat dua riwayat, yang pertama adalah Siti Hawa di cipta dari sisa-sisa tanah yang untuk mencipta nabi Adam as. Dan riwayat yang ke dua adalah Siti Hawa as dicipta dari tulang rusuk nabi Adam as. Di sini Allamah Thabathabai mencoba menggabungkan dan memadukan kedua riwayat di atas, yaitu dari sisa-sisa tanah dari bagian tulang rusuk nabi Adam as….

_____________________________________________

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

_____________________________________________

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -5

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -5

Tentang Tauhid Penciptaan timbul pertanyaan sebagai berikut: Tuhan dalam mencipta memiliki tujuan atau tidak? Kalau dikatakan punya Tujuan, berarti Tuhan menuju ke kesempurnaan tertentu dan jika demikian halnya maka berarti Dia belum memiliki kesempurnnaan tersebut, dan kalau begitu berarti Tuhan tidak sempurna. Kemungkinan ke dua Tuhan tidak mempunya tujuan dalam mencipta, jika demikian halnya berarti Tuhan melakukan hal yang sia-sia. Lalu bagaimana jawaban yang benar? silahkan simak Audio berikut sampai selesai maka anda akan mendapatkan jawabannya:

_____________________________________________

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

_____________________________________________

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -4

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -4

Tentang Tauhid Penciptaan timbul pertanyaan: Apakah Tuhan menciptakan semua makhluk-Nya secara langsung atau tidak? Dalam masalah ini terdapat dua pandangan. Sebagian kaum muslimin meyakini bahwa seluruh makhluk-Nya diciptakan secara langsung. Sebagian yang lain berpendapat tidak demikian, yaitu yang dicipta Allah swt secara langsung hanyalah Akal Pertama. Bagaimana penjelasannya dan apa yang dimaksud dengan akal pertama? Jika anda penasaran silahkan simak audio berikut sampai selesai:

_____________________________________________

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

_____________________________________________

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -3

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -3

Argumen Shiddiqin adalah cara mengenali sebab melalui sebab, dan merupakan penemuan paling akhir dan sekaligus puncak keberhasilan para Filosof dalam melanglang dengan akal mereka untuk membuktikan keberadaan sang Pencipta. Bagaimana penjelasannya? Silahkan simak audio berikut sampai selesai:

_____________________________________________

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

_____________________________________________

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -2

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -2

Akal adalah terbatas sedangkan Tuhan Tidak terbatas, lalu bagaimana yang terbatas bisa membuktikan keberadaan yang tidak terbatas?

Bagaimana filusuf besar “Farabi” membuktikan keberadaan Tuhan?

Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas silahkan simak audio berikut sampai selesai:

_____________________________________________

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

_____________________________________________

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -1

Ushuluddin Seri Tauhid Bagian -1

Dalam madzhab Ahlul Bait masalah-masalah keimanan ada dua bagian. Yang pertama disebut Dasar-dasar Agama atau Ushuluddin, dan yang ke dua adalah Caba-cabang Agama atau Furu’uddin. Mungkin timbul pertanyaan di benak kita, mengapa disebut Ushuluddin atau Dasar-dasar Agama, tidak dinamakan Rukun Iman seperti saudara kita Ahlusunah? Dan apa efek dari penamaan ini terhadap keimanan kita? Dan apa kewajiban kita terhadap Ushuluddin ini? …

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas silahkan simak sampai selesai audio berikut:

 

_____________________________________________

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

_____________________________________________

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra